Santapan Rohani Jumat 2 Oktober 2020

maxresdefault.

Sepanjang sejarah manusia, tidak ada nama yang kehidupannya diceritakan secara detail seperti kisah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW). Beliau adalah sosok manusia sempurna yang kepribadian dan tutur katanya penuh hikmah.
Dalam kisah para nabi dan rasul, banyak diceritakan kisah keseharian maupun mukjizat Nabi SAW. Ada satu kisah yang menggetarkan hati saat Rasulullah SAW yang mulia menangis hingga tangisannya menggoncang Arsy, tempat singgasana Allah Azza wa Jalla.
Dikisahkan, ketika itu Rasulullah SAW sedang thawaf di Kabah. Beliau SAW mendengar seseorang di hadapannya berthawaf, sambil berzikir: Ya Kariim! Ya Kariim!. Rasulullah menirunya membaca, Ya Kariim! Ya Kariim!. Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Kabah, dan berzikir lagi: Ya Kariim! Ya Kariim!. Rasulullah yang berada di belakangnya mengikut zikirnya, Ya Karim! Ya Karim!.

Mendengar kata-kata orang Arab badui itu, Rasulullah tersenyum, lalu bertanya: Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?.

Belum, jawab orang itu.

Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?

Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan sabdanya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya, kata orang Arab badui itu pula.

Rasulullah pun berkata kepadanya: Wahai orang Arab! Ketahuilah aku ini Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!

Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya.
Tuan ini Nabi Muhammad?

Ya, jawab Nabi SAW.

Si Arab badui itu pun tunduk mencium kedua kaki Rasulullah SAW.

Melihat itu, Rasulullah menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: Wahal orang Arab! janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu balasannya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.

Ketika itulah, Malaikat Jibril AS turun membawa kabar dari langit dia berkata: Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan berpesan: Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!

Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata: Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya! kata orang Arab badui itu.
Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan? Rasulullah bertanya kepadanya.

Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa besar maghfirahnya, jawab orang itu.

Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luas pengampunanNya.

Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya! sambungnya lagi.

Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah pun menangis mengingat betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya.

Melihat itu Malaikat Jibril pun turun kembali seraya berkata: Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan berpesan: Berhentilah engkau menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arsy lupa dengan bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga Ia bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di syurga nanti!
Mendengar kabar itu, orang Arab badui lalu menangis karena tak mampu menahan rasa harunya. Betapa tidak, kabar akan menjadi ahli syuga menemani Rasulullah tentu dambaan dan cita-cita semua orang. Berkat rahmat Allah Azza wa Jalla dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW, orang Arab Badui itu menjadi salah satu orang yang beruntung. Semoga kisah ini bisa menambah kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.